Minggu, 11 Februari 2018

About Me and My Life



UNTUK SEBUAH CERITA INDAH

 
 
Salah satu doa yang ku panjatkan saat bersama Nya ialah aku ingin melihat senyum lebar mereka karena satu kebanggaan kelak aku lulus dari universitasku dengan nilai baik. Menjadi wanita yang bisa mengganti kerja keras mereka menjadi satu kekuatan (Jangan ambil mereka, sampai aku mampu menjadi sesuatu, singkatnya). Hai, kawan inspirasi. Aku wanita kelahiran 1997 yang saat ini masih belajar diperguruan swasta semester 7 dengan mengambil jurusan FKIP bahasa Inggris karena kesukaan ku mempelajari bahasa. Sayang, banyak yang memandang sebelah mata mengenai kampus kecil ku. Namun, itu semangat dan kuatku untuk mengatakan kepada semua orang diluar sana jika tuhan ku tak pernah melihat tempat dimana aku mencari ilmu, melainkan bagaimana kesungguhanku mencarinya. Hobiku cukup menyehatkan, futsal merah putih singkatnya nama club futsalku. Banyak yang pro kontra mengenai kesukaanku. Pertama, wanita tidak wajar jika harus melakukan itu, kedua kenapa suka, bukankah itu melelahkan?. Ketiga, kita harus lepas hijab dong?. Jawabnya singkat, itu pilihan hobiku, tanpa melepas hijab pun aku bisa beraktifitas tanpa ada hambatan. Hijab bukan alasan kegiatan mu menjadi sempit. Banyak pengalaman yang aku dapat selama 20 tahun di dunia ini. Dihina, diinjak, diabaikan, dicibir dan banyak lagi salah satunya karena gaya berpakaianku yang ala kadar kerudung merah muda, baju warna hitam, rok berwarna-warni. Aku tak pernah menyesali itu, bahkan yang ada difikiranku hanyalah bagaiaman aku bisa berpakaian dan menutup aurat ku. Tak semua orang bisa menyukai kita memang. Statement yang cukup melegakan hati. Suatu ketika, aku pernah bercerita dengan ibukku, entah membicarakan apa karena tiba-tiba alur pembicaraanku mengarah ke suatu pertanyaan dengan hati yang seakan tercabik dan dengan polosnya aku berkata “bu, apa aku ini jelek?, apa aku ini tidak modis?”, kata-kata yang terlontar dari mulut kecil dengan air mata yang menyakitkan yang terus mengalir. Maaf bu, jika hari itu aku membuatmu menangis karena merasa kenapa harus anakku yang dihina diluar sana. Jujur aku malu bahkan takut jika harus selalu meminta untuk membeli baju-baju bagus dan stylish karena aku tahu itu tak murah, sedang biaya kuliahku cukup menguras banyak materi. Yah, Lahir dari keluarga sederhana dengan kehangatan kebahagiaan, aku bersyukur karena aku mampu kuliah hingga saat ini dan dari kerja keras mereka yang hanya menjual kopi di satu terminal didaerah tempat tinggalku. Bahkan hanya trotoar yang mampu melindungi ayah dan kakakku dari dingin nya malam. Hmmm, air mata yang mengalir karena setiap kali aku ikut membantu mereka. Mencuci piring, membantu melayani untuk mengantar kopi atau pun ketan. Menjuarai beberapa kegiatan menjadi kan aku semakin mengerti bagaimana aku membalas budi kepada orang tuaku. Hidup tak selamanya mulus banyak batu terjal yang harus dilalui memang. Jika kau terus jatuh kau akan merasakan pedih nya jatuh, namun itu akan berbeda jika engkau berusaha untuk bangun dan membersihkan lukamu lalu menjadikan semua menjadi guru di dalam hidup. Puisi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang begitu besar jasanya untuk hidupku.
Kalian Terindah
Aku selalu mencintaimu,
Lebih dari apa yang kalian fikirkan,
Aku selalu menyanyangimu,
Seperti seekor anak ayam terhadap ibunya,
Karena kalian adalah sahabat terbaik,
Teman terbaik,
Dalam hidupku,
Hanya kalian yang bisa membuatku seperti ini,
Hanya kalian yang dapat membuatku senang setiap hari,
Entah apa yang harus ku lakukan untuk kalian,
Selama ini,
Aku hanya bisa melihat jerih payah kalian,
Tanpa ku bantu kalian,
Tanpaku rasa,
Semakin besar aku,
Kalian pun semakin tua,
Dalam doaku,
Aku ingin bersama kalian,
Aku ingin selalu ada disamping kalian,
Aku ingin membuat mu bahagia,
Karena usahaku sendiri,.
KALIAN MALAIKAT yang allah kirim untukku.
IBU, AYAH, KAKAK…
Izinkan aku membahagiakan kalian,
Jangan tinggalkan anak ingusan ini,
Anak cengeng ini, hingga aku tak lagi bersama kalian, karena setidaknya aku dapat menjadi orang membahagiakan kalian.
Aku masih ingat, ini adalah puisi yang aku buat saat aku baru masuk kuliah. Dengan kosa kata yang apa adanya. Dengan harapan besar, aku bisa berbakti dengan menjadi wanita sukses. Aku punya Tuhan yang selalu bersama ku, faham akan rasaku, dan melindungi gadis kecil mu ini. Kawan inspirasi, jangan pernah malu mencium orang tuamu dihadapan umum. Karena mereka tak hidup selamanya. Cintai, sayangi, setiap harinya dan jangan membuat air mata nya menetes karena ulah yang kurang baik. Bahkan terima kasih terasa kurang jika dilontarkan karena semua yang telah diberikan. “Ibu, bapak tak minta uang mu kelak”, namun melihat senyum mu dengan rasa bahagia itu pemberian yang begitu berharga. Aku janji bu, senyum yang begitu lebar akan hadir karena bangga mu melihat kesuksesanku. Ini adalah cerita yang aku persembahkan untuk ibu, ayah, dan kakakku. Maaf belum bisa memberi banyak kebanggan. Tuhan, bagaimana caranya kau menghadirkan malaikat dengan hati yang tulus dan ketegaran menghadapi kerasnya hidup. Tidak hanya sehari-hari namun bertahun-tahun. Harapan besarku, bersama mereka selamanya. Entah jadi seperti apa aku tanpa mereka dan jika harus kehilangan pelukannya, kasih sayangnya dan hal-hal yang berharga lainnya. Aku bersyukur dan terima kasih untuk kalian. Untuk sebuah cerita indahku. Tunggu aku hingga semuanya benar-benar menjadi indah yang hadir bersama senyum yang lebih indah. “aku mencintai kalian”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar