UNTUK SEBUAH CERITA INDAH
Salah satu doa yang ku panjatkan saat bersama Nya ialah
aku ingin melihat senyum lebar mereka karena satu kebanggaan kelak aku lulus
dari universitasku dengan nilai baik. Menjadi wanita yang bisa mengganti kerja
keras mereka menjadi satu kekuatan (Jangan ambil mereka, sampai aku mampu
menjadi sesuatu, singkatnya). Hai, kawan inspirasi. Aku wanita kelahiran 1997
yang saat ini masih belajar diperguruan swasta semester 7 dengan mengambil
jurusan FKIP bahasa Inggris karena kesukaan ku mempelajari bahasa. Sayang,
banyak yang memandang sebelah mata mengenai kampus kecil ku. Namun, itu
semangat dan kuatku untuk mengatakan kepada semua orang diluar sana jika tuhan
ku tak pernah melihat tempat dimana aku mencari ilmu, melainkan bagaimana kesungguhanku
mencarinya. Hobiku cukup menyehatkan, futsal merah putih singkatnya nama club
futsalku. Banyak yang pro kontra mengenai kesukaanku. Pertama, wanita tidak
wajar jika harus melakukan itu, kedua kenapa suka, bukankah itu melelahkan?. Ketiga,
kita harus lepas hijab dong?. Jawabnya singkat, itu pilihan hobiku, tanpa
melepas hijab pun aku bisa beraktifitas tanpa ada hambatan. Hijab bukan alasan
kegiatan mu menjadi sempit. Banyak pengalaman yang aku dapat selama 20 tahun di
dunia ini. Dihina, diinjak, diabaikan, dicibir dan banyak lagi salah satunya
karena gaya berpakaianku yang ala kadar kerudung merah muda, baju warna hitam,
rok berwarna-warni. Aku tak pernah menyesali itu, bahkan yang ada difikiranku
hanyalah bagaiaman aku bisa berpakaian dan menutup aurat ku. Tak semua orang bisa
menyukai kita memang. Statement yang cukup melegakan hati. Suatu ketika, aku
pernah bercerita dengan ibukku, entah membicarakan apa karena tiba-tiba alur
pembicaraanku mengarah ke suatu pertanyaan dengan hati yang seakan tercabik dan
dengan polosnya aku berkata “bu, apa aku ini jelek?, apa aku ini tidak modis?”,
kata-kata yang terlontar dari mulut kecil dengan air mata yang menyakitkan yang
terus mengalir. Maaf bu, jika hari itu aku membuatmu menangis karena merasa
kenapa harus anakku yang dihina diluar sana. Jujur aku malu bahkan takut jika
harus selalu meminta untuk membeli baju-baju bagus dan stylish karena aku tahu
itu tak murah, sedang biaya kuliahku cukup menguras banyak materi. Yah, Lahir
dari keluarga sederhana dengan kehangatan kebahagiaan, aku bersyukur karena aku
mampu kuliah hingga saat ini dan dari kerja keras mereka yang hanya menjual
kopi di satu terminal didaerah tempat tinggalku. Bahkan hanya trotoar yang
mampu melindungi ayah dan kakakku dari dingin nya malam. Hmmm, air mata yang
mengalir karena setiap kali aku ikut membantu mereka. Mencuci piring, membantu
melayani untuk mengantar kopi atau pun ketan. Menjuarai beberapa kegiatan
menjadi kan aku semakin mengerti bagaimana aku membalas budi kepada orang tuaku.
Hidup tak selamanya mulus banyak batu terjal yang harus dilalui memang. Jika
kau terus jatuh kau akan merasakan pedih nya jatuh, namun itu akan berbeda jika
engkau berusaha untuk bangun dan membersihkan lukamu lalu menjadikan semua
menjadi guru di dalam hidup. Puisi ini aku persembahkan untuk orang-orang yang
begitu besar jasanya untuk hidupku.
Kalian
Terindah
Aku selalu mencintaimu,
Lebih dari apa yang kalian
fikirkan,
Aku selalu menyanyangimu,
Seperti seekor anak ayam terhadap
ibunya,
Karena kalian adalah sahabat
terbaik,
Teman terbaik,
Dalam hidupku,
Hanya kalian yang bisa membuatku
seperti ini,
Hanya kalian yang dapat membuatku
senang setiap hari,
Entah apa yang harus ku lakukan
untuk kalian,
Selama ini,
Aku hanya bisa melihat jerih payah
kalian,
Tanpa ku bantu kalian,
Tanpaku rasa,
Semakin besar aku,
Kalian pun semakin tua,
Dalam doaku,
Aku ingin bersama kalian,
Aku ingin selalu ada disamping
kalian,
Aku ingin membuat mu bahagia,
Karena usahaku sendiri,.
KALIAN MALAIKAT yang allah kirim
untukku.
IBU, AYAH, KAKAK…
Izinkan aku
membahagiakan kalian,
Jangan tinggalkan
anak ingusan ini,
Anak cengeng ini,
hingga aku tak lagi bersama kalian, karena setidaknya aku dapat menjadi orang
membahagiakan kalian.
Aku masih ingat, ini adalah puisi yang aku buat saat aku
baru masuk kuliah. Dengan kosa kata yang apa adanya. Dengan harapan besar, aku
bisa berbakti dengan menjadi wanita sukses. Aku punya Tuhan yang selalu bersama
ku, faham akan rasaku, dan melindungi gadis kecil mu ini. Kawan inspirasi, jangan
pernah malu mencium orang tuamu dihadapan umum. Karena mereka tak hidup
selamanya. Cintai, sayangi, setiap harinya dan jangan membuat air mata nya
menetes karena ulah yang kurang baik. Bahkan terima kasih terasa kurang jika
dilontarkan karena semua yang telah diberikan. “Ibu, bapak tak minta uang mu
kelak”, namun melihat senyum mu dengan rasa bahagia itu pemberian yang begitu
berharga. Aku janji bu, senyum yang begitu lebar akan hadir karena bangga mu
melihat kesuksesanku. Ini adalah cerita yang aku persembahkan untuk ibu, ayah, dan
kakakku. Maaf belum bisa memberi banyak kebanggan. Tuhan, bagaimana caranya kau
menghadirkan malaikat dengan hati yang tulus dan ketegaran menghadapi kerasnya
hidup. Tidak hanya sehari-hari namun bertahun-tahun. Harapan besarku, bersama
mereka selamanya. Entah jadi seperti apa aku tanpa mereka dan jika harus
kehilangan pelukannya, kasih sayangnya dan hal-hal yang berharga lainnya. Aku
bersyukur dan terima kasih untuk kalian. Untuk sebuah cerita indahku. Tunggu
aku hingga semuanya benar-benar menjadi indah yang hadir bersama senyum yang
lebih indah. “aku mencintai kalian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar