Minggu, 11 Februari 2018

"Jangan Bunuh Mereka, untuk Anak Cucu Kita Kelak"



LESTARI ALAMKU 

 

            Hari Kamis, tepat tanggal 17 Agustus 2017 mahasiswa-mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi bekerja sama dengan mahasiswa politeknik Negeri Banyuwangi  jurusan pariwisata beserta warga dan nelayan di sekitar pantai Cemara melaksanakan upacara bendera. Kegiatan tersebut dilanjut dengan kegiatan pelepasan tukik oleh pengunjung setelah upacara selesai. Hari sakral dimana seluruh masyarakat memperingati hari juang pahlawan-pahlawan yang berjuang hingga titik darah penghabisan, hingga kata “MERDEKA” terucap. Badan yang terlunta-lunta, ketakutan-ketakutan dimana-mana menjadi sirna seketika kata tersebut diucap oleh proklamator kita. Kerja keras nya patut dikenang dan dihargai. Tak kenal lelah, tak kenal waktu, yang aku tau kalian luar biasa. Ketulusan hati untuk sebuah Negeri nan kaya ini patut menjadi kenangan yang indah bahkan tidak terlupakan. Tetes keringat, tetes air mata yang kau ubah menjadi sebuah senyum rakyatmu.
Pelepasan tukik dilaksanakan dengan tujuan melestarikan keberadaan hewan kecil yang kelak bisa diliat anak cucu bangsa ini. Perkembang biakan tukik juga sangat menjadi prioritas di kota Banyuwangi selain menjadi ikon edukatif namun juga menyelamatkan hewan tersebut dari kepunahan. Salah satu manfaat yang didapatkan dari pelestarian tukik sendiri ialah sebagai upaya mengubah gaya hidup masyarakat. Bagaimana mereka bisa melestarikan alam nya tanpa merusak dengan membuang sampah sembarangan di pantai. Kalau kegiatan ini dilaksanakan terus menerus pasti akan lebih banyak wisatawan yang datang dan ingin melihat bahkan melepas tukik dipantai, sahut salah satu pengunjung yang ikut serta dalam kegiatan ini. Kebahagiaan tersendiri memang jika biasanya upacara dilaksanakan dilapangan sekarang di pantai dengan udara yang sejuk, apalagi di pantai cemara dengan banyak pohon yang rindang.
Kesan dan pesan dari pengunjung menjadikan kegiatan tersebut semakin mengesankan. Selain itu, kebersamaan dengan nelayan dan warga disekitar pantai juga menambah kegiatan semakin meriah. Upacara yang dipimpin oleh kepala penangkaran penyu di pantai cemara, pembawa bendera dari mahasiswa politeknik Negeri Banyuwangi, master of ceremony (pembawa acara) dari warga sekitar, Serta komandan upacara dari mahasiswa politeknik Negeri Banyuwangi. Mahasiswa mengajak warga sekitar untuk melaksanakan kegiatan ini guna, meningkatkan rasa nasionalis untuk mengingat jasa para pahlawannya. Kegiatan yang dilaksanakan di area pantai juga diharapkan nanti akan tetap ada dan berlanjut. Eva Retna mahasiswi Untag Banyuwangi yang juga ikut serta menjadi dirijen ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. “Hiduplah tanahku, Hiduplah Negeriku. Bangsa ku Rakyatku semuanya. Bangun lah jiwanya bangunlah Badannya. UNTUK INDONESIA RAYA. Lirik lagu yang terdengar begitu lepas dilautan dengan cuaca yang seolah-olah tersenyum dan mendukung kegiatan kami. Hembusan angin yang datang bersama dengan jiwa dan semangat yang terus menerus bangga akan indahnya alam dan kekayaan Negara ini. Cintai Alammu maka ia akan terus subur. Ini puisi untuk ALAMKU INDONESIA.
Terima kasih, untuk indahmu.
Terima kasih, untuk sejukmu.
Terima kasih, untuk cerahmu.
Daun yang hijau.
Batang yang tegap.
Angin yang berlarian.
Kicau sang burung.
Pagi dan petang.
Untukmu, MENJAGAMU ADALAH TUGAS KU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar