LESTARI
ALAMKU
Hari Kamis, tepat tanggal 17 Agustus
2017 mahasiswa-mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi bekerja sama dengan mahasiswa politeknik Negeri
Banyuwangi jurusan pariwisata beserta
warga dan nelayan di sekitar pantai Cemara melaksanakan upacara bendera. Kegiatan
tersebut dilanjut dengan kegiatan pelepasan tukik oleh pengunjung setelah
upacara selesai. Hari sakral dimana seluruh masyarakat memperingati hari juang
pahlawan-pahlawan yang berjuang hingga titik darah penghabisan, hingga kata
“MERDEKA” terucap. Badan yang terlunta-lunta, ketakutan-ketakutan dimana-mana
menjadi sirna seketika kata tersebut diucap oleh proklamator kita. Kerja keras
nya patut dikenang dan dihargai. Tak kenal lelah, tak kenal waktu, yang aku tau
kalian luar biasa. Ketulusan hati untuk sebuah Negeri nan kaya ini patut
menjadi kenangan yang indah bahkan tidak terlupakan. Tetes keringat, tetes air
mata yang kau ubah menjadi sebuah senyum rakyatmu.
Pelepasan tukik dilaksanakan dengan tujuan melestarikan
keberadaan hewan kecil yang kelak bisa diliat anak cucu bangsa ini. Perkembang
biakan tukik juga sangat menjadi prioritas di kota Banyuwangi selain menjadi
ikon edukatif namun juga menyelamatkan hewan tersebut dari kepunahan. Salah
satu manfaat yang didapatkan dari pelestarian tukik sendiri ialah sebagai upaya
mengubah gaya hidup masyarakat. Bagaimana mereka bisa melestarikan alam nya
tanpa merusak dengan membuang sampah sembarangan di pantai. Kalau kegiatan ini
dilaksanakan terus menerus pasti akan lebih banyak wisatawan yang datang dan
ingin melihat bahkan melepas tukik dipantai, sahut salah satu pengunjung yang
ikut serta dalam kegiatan ini. Kebahagiaan tersendiri memang jika biasanya upacara
dilaksanakan dilapangan sekarang di pantai dengan udara yang sejuk, apalagi di
pantai cemara dengan banyak pohon yang rindang.
Kesan dan pesan dari pengunjung menjadikan kegiatan
tersebut semakin mengesankan. Selain itu, kebersamaan dengan nelayan dan warga
disekitar pantai juga menambah kegiatan semakin meriah. Upacara yang dipimpin
oleh kepala penangkaran penyu di pantai cemara, pembawa bendera dari mahasiswa
politeknik Negeri Banyuwangi, master of ceremony (pembawa acara) dari warga
sekitar, Serta komandan upacara dari mahasiswa politeknik Negeri Banyuwangi.
Mahasiswa mengajak warga sekitar untuk melaksanakan kegiatan ini guna,
meningkatkan rasa nasionalis untuk mengingat jasa para pahlawannya. Kegiatan
yang dilaksanakan di area pantai juga diharapkan nanti akan tetap ada dan
berlanjut. Eva Retna mahasiswi Untag Banyuwangi yang juga ikut serta menjadi
dirijen ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. “Hiduplah tanahku, Hiduplah
Negeriku. Bangsa ku Rakyatku semuanya. Bangun lah jiwanya bangunlah Badannya.
UNTUK INDONESIA RAYA. Lirik lagu yang terdengar begitu lepas dilautan dengan
cuaca yang seolah-olah tersenyum dan mendukung kegiatan kami. Hembusan angin
yang datang bersama dengan jiwa dan semangat yang terus menerus bangga akan
indahnya alam dan kekayaan Negara ini. Cintai Alammu maka ia akan terus subur.
Ini puisi untuk ALAMKU INDONESIA.
Terima kasih, untuk indahmu.
Terima kasih, untuk sejukmu.
Terima kasih, untuk cerahmu.
Daun yang hijau.
Batang yang tegap.
Angin yang berlarian.
Kicau sang burung.
Pagi dan petang.
Untukmu, MENJAGAMU ADALAH TUGAS KU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar